Desa Kampung Aie berasal dari kata Aie yang dipahami oleh masyarakat sekitar sebagai hilir (muara) dan sehingga dalam pengertian bahasa indonesia Kampung Aie berarti kampung Hilir. Penduduk asli Kampung Aie berasal dari Hulu Silalar, dalam perkembangannya Kampung Aie semangkin berkembang menjadi sebuah kampung/desa. Penduduk desa Kampung Aie terdiri dari berbagai suku yaitu suku Dagang, Aceh, Habu, Lateng, Bolawa, Lasali, Rakwat, Tufa, dan Abon. Namun suku yang mayoritas adalah suku Dagang.
Pada masa Teuku Raja Kahar sebagai Asisten Wedana yang membawahi tiga kecamatan yaitu Simeulue Tengah, Salang, dan Teluk Dalam, pusat kegiatan pemerintahan berada di Desa Kampung Aie ini berlangsung sejak tahun 1950. Desa Kampung Aie sendiri sudah menjadi pusat perbelanjaan (pasar) sejak tahun 1920. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sistem pemerintahan di Simeulue Tengah khususnya Kampung Aie di bawah kerajaan Simolol dengan raja TR.Mahmud, Pusat kerajaan berada di Kampung Aie.
Kejadian yang paling besar terjadi pada tahun 1907 yaitu kejadian Smog atau Tsunami yang ditandai dengan gempa dan diikuti dengan air laut, yang menelan banyak korban, dan ini menjadi cerita turun temurun yang diwarisi kepada anak cucu.